Selasa, 06 Juli 2021

Gadis kecil dan corona


 Gadis kecil ku becerita "ma ma abang Rifki dan adek Rafka jalan jalan ke taman baru" "Jadi...??? " "Kapan kita ke sana Ma? Adek juga mau main ke sana" Rengekkan kecinya mengoda "ada corona" "Mereka boleh"😊 diam sejenak mencari alasan sebelum menjawab permintaan nya, dengan setengah nafasku menahan tawa "sayang Oom Jili kan polisi jadi gak apa-apa main kesana bersama keluarga" Mengapa kita tidak boleh" Sanggah nya "ehmmm umma kan guru jadi gak boleh" Mengapa gak boleh?? Mulai tipis kesabarannya " Corona itu takut sama pak polisi dia lari takut di tangkap, nah corona akan lari mendekati ibu guru karena ia ingin belajar 'ibu guru ibu guru ikut kata corona'🤦‍♀️" Jawaban koplak ini langsung di telan olehnya si kecil yang ceriwis dan ceria. 

Keesokkan  hari dirumah nenek " Nenek lagi masak apa adek boleh lihat ya? Pleaseee... " Rayunya sambil mengamati neneknya memasak satu persatu sampai selesai "woww masak itu mudah ya? Adek mau jadi koki seperti umma yang selalu buat masakan enak" "Umma mu Guru bukan koki" Sanggah nenek "adek mau jadi koki dan polisi saja" Ooow nah loh apa yang terjadi aku dan ibuku berpandang- pandangan "adek mau jadi polisi? " Gadis kecil ku pun mengangguk tegas "adek gak mau jadi guru karena corona suka sama guru jadi adek gak bisa main ke taman baru" "Terus kok jadi polisi dek? " " Adek mau jadi polisi biar bisa tangkap corona, adek masukkan penjara jadi corona gak bisa ganggu orang lagi " Pecah tawa kami di dapur, oh gadis ku cintaku sayang ku maafkan aku yang salah memberi penjelasan padamu

Satu bulan berlalu.... Sore hari dibawah langit berwarna kelabu, kulihat ibuku duduk sayu "mamak sudah ke klinik buat repid? " "Belum"" Ah kupikir sudah pulang, kapan  ke sana? " "Rencananya setelah asyar, tapi Jili telpon dia positif covid" Setengah termangu ku memandangi wajah tuanya "gak bergejala, tadi pagi baik baik saja cuma diare kan? "" Nah itu dia, atasan dan teman sekantornya positif semua jadi Jili juga di swab dan hasilnya positif" Terdengar suara azan asyar menggema "aku pulang dulu sudah Azan"

"Ayo bangun sayang-sayang umma sudah azan sholat dulu" Membangunkan putra putriku dari tidur siang mereka, "nenek sudah pulang dari rumah sakit ma" Celoteh gadis kecilku seakan masih bermimpi bangkit dari tidurnya, senyum tipis ku melayang padanya teringat akan cita-citanya agar ditakuti corona "belum, ayo adek sholat dulu, atau mandi dulu? " Ajak ku"adek mau mandi sama unnya"gelayutnya manja. 

Rutinitas ala kadarnya pun terjadi, mandi, sholat, namun wajah kelabu seperti langit diluar terbaca oleh anak-anak, "Umma sayang sedih? " Tanya sang kakak, angin semilir membawa gerimis pun masuk di sela jendela menyejukkan ruangan, seraya menatap lembut ketiga pasang mata yang harap-harap cemas menanti jawaban dari sang Bunda "oom Jili kena covid" Jawabku singkat "apa!!! pak polisi ditangkap covid" Sambil melompat dari duduknya gadis kecil memelukku "unnya tidak di tangkap covid juga kan? " Lanjutnya "adek-adek ni ngade-ngade basing baelah" Serentak kedua kakaknya berbicara "hahhh capek deh, jadi nenek bagaimana? " "Ya gak apa-apa, kan beda rumah" "Iya, jadi gak jalan jalan keluar kotanya? " Cecar sang kakak "ya belum tahu, lah kak kan nenek belum repid"

Suasana sejuk masih menyelimuti hari menjelang magrib di bawah gerimis yang lembut, anak-anak ku tinggalkan di rumah, langkah kaki gontai ku telusuri jalan setapak sedikit becek kembali ke rumah ibuku yang memang tidak jauh "jadi repid tesnya? " Tanyaku pada Mamak, ku lihat Bapak masih sibuk dengan parutan ubi jemurnya buat pakan ayam, "kata kakak mu gak usah dulu Mamak dan Bapak pergi kan adek mu lagi sakit" Jawab Mamak dengan lembut, ku coba merasakan apa yang Beliau rasa, kerinduannya akan kampung halaman yang sudah lama direncanakan keberangkatannya harus tertunda karena satu masalah ini. "Iya lah kalau begitu, aku pamit anak-anak di rumah menungguku"

Entah apa yang mereka celoteh kan ku hanya mendengar samar dari depan pintu sebelum mengucap salam "aku gak mau lagi jadi polisi, jadi guru, semuanya di kejar dan ditangkap corona" Suara gadis kecilku nyaring "lalu kamu mau jadi apa? Tanya kakaknya " Aku mau jadi Koki, bisa masak enak...buat tubuh sehat... kuat... supaya Corona tidak berani mendekat" Suara tertawa pun pecah di antara mereka.... "Kamu ini lucu sekali.."... 


Derliana

2 komentar:

  1. Wow! Cerita yang menyedihkan tapi jadinya di tangan anak kecil yang belum pahan dengan kesedihan dan masalah besar. Semoga corona ini segera pergi dari bumi pertiwi.

    BalasHapus
  2. Maksudnya cerita menyedihkan menjadi lucu.

    BalasHapus

peduli

Aku keguguran, Kuhatus merawat anak2 ku  Si abangbpositif covid Adek rewel masih kelelahan Sang ayuk tak persuli ia hanya pulang saat lapar ...