Selasa, 24 Agustus 2021

KONSEP BUKU NON FIKSI (RESUME 17)

 

Resume 17

KONSEP BUKU NON FIKSI

Narasumber : Musiin,M.Pd.

Mooderator : Mr.Bams


Kelas menulis kita malam ini kembali menampilkan Mr.Bams sebagai moderator dan Ibu Musiin,M.Pd sebagai narasumber. Ibu Musiin  atau biasa dipanggil Bu Iin memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Ibu Iin lahir di kota Tahu Takwa Kediri adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarakan Kediri sejak tahun 1998.

Mr. Bams memulai acara dengan mengucapakan salam:

“Assalamualaikum w.w. Salam sejahtera untuk kita semua. Salam Literasi”

Mr Bams mengatakan:

“Seijin Omjay, ijinkan saya Mr. Bams memulai kegiatan kelas malam ini.”

Kembali kuliah malam ini dilakukan masih dalam suasana istirahat total dan mungkin ada yang sedang isoman. Mr.Bams pun mengajak seluaruh peserta mendo’akan guru bloger kita OmJay  masih belum pulih kesehatannya agar diberikan kesembuhan. Teriring do’a untuk seluruh peserta dan bangsa ini agar segera bisa pulih dan bangit untuk membangun negeri.

Sebelum memberikan materi kuliah malam ini Ibu Iin memberikan intermezo berupa semangat dan pencerahan dari pengalaman pribadi beliau bahwa beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Ketakutan yang dapat merendahkan potensi dirinya untuk menulis. Bu Iin mengatakan

            “Ketakutan  yang saya rasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1.         Takut tidak ada yang membaca.

2.         Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.         Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan itu yang sering kali membuat saya konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.”

            Panjang sekali cerita Ibu Iin tentang awal menulis, beliau mengatakan menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidaklah semudah berbicara, sebelum mulai menulis kita harus mempunyai alasan mengapa harus menulis? Alasan apa yang membuat kita ingin  menjadi penulis harus benar-benar kita pikirkan secara seksama dan tepat sehingga muncul atau timbul tekat yang kuat untuk menjadi penulis.

            Awal dari materi kuliah malam ini adalah membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.  Pola Hierarkis : Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit, Contoh: Buku Pelajaran

2.  Pola Prosedural : Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3.  Pola Klaster : Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara.

            Selanjutnya  Bu Iin menlanjutkan materi tentang proses penulisan buku yang beliau bagi dalam 5 langkah yakni

1.      Pratulis :

Masuk dalam bagian tahapan pratulis antara lain: menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, meyusun daftar, meriset,membuat mind mapping, menyusun kerangka.

2.      Menulis Draf

Dalam menulis draf yang perlu diakukan antara lain: menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dan perlu di tekankan agar tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

3.      Merevisi Draf

Untuk meevisi draf yang perlu diakukan antara lain: merevisi sistematika / strutur tulisan serta memeriksa gambaran besar naskah

4.      Menyunting Naskah

Pada tahapan ini perlu sekali ketelitian dalam memerikasa ejaan, tata bahasa, diksi, data/fakta, legalitas dan norma yang ada dalam naskah.

5.      Menerbitkan

Ini adalah langkah terakhir proses menerbitkan buku.

           

            Banyak sekali hambatan yang muncul ketika kita ingin menulis Bu Iin menberikan contoh hambatan-hambatan yang acapkali datang menyerang penulis antara lain: hambatan waktu, hilangnya daya kreativitas, gangguan teknis, hilang fokus atau tujuan, sampai pada gangguan psikologis. Cara mengatasi hambatan / gangguan tersebut adaah dengan  cara refresing, mencari insfirasi keberbagai tempat dapat juga silaturahmi kelingkungan sekitar, melakukan sesuatu yang menyenangkan, berkunjung ke perpustakaan untuk membaca berbagai reverensi dan sebagainnya.

            Pelajaran yang sangat berharga diperoleh malam ini dari pemaparan tentang konsep buku nonfiksi. Yang dapat saya ambil adalah mari lakukan segera apabila ada ide yang terlintas di kepala dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan sehingga ide-ide yang gentayangan di pikiran dapat menjadi sebuah karya yang bermakna, sangat disayangkan apabila sudah memiliki gagasan atau ide namun tidak sempat menjadi sesuatu hingga ide tersebut hilang seiring waktu dan kita mengalami kejenuhan.

           

Buah pare pahit rasanya,

Namun tak sepahit sambilotoh,

Meskipun sulit menuangkannya,

Tidaklah serumit menjadi contoh.

 

Pangkalpinang

Derliana,S.Si

2 komentar:

peduli

Aku keguguran, Kuhatus merawat anak2 ku  Si abangbpositif covid Adek rewel masih kelelahan Sang ayuk tak persuli ia hanya pulang saat lapar ...