Resume 19
TEKNIK PROMOSI BUKU
Narasumber
: Akbar Zainudin, M.M, MJW.
Mooderator : Bu Kanjeng
Gerimis pagi menghantarku
kesekolah, terasa sejuk menyentuh kulit menghiang dahaga,
walau tertatih menulis kutakkan meyerah,
setidaknya ikhtiar ini menbuat hatiku lega.
Ya pagi ini gerimis
membasahi bumi sepintu sedulang, mentari pun sembunyi dibalik awan tipis,
rintika air yang turun perlahan lembut tapi pasti, menyentuh setiap permukaan
tanpa harus menyakiti. Kupunya sedikit waktu luang sebelum masuk ke kelasbuat
menebarkan salam dan ilmu, setelah memberskan semua perlengkapan tersisa waktu
empat puluh lima menit kedepan, kucoba merangkum materi kuliah ke-19 yang sudah
beberapa pekan ini belum sempat kusentuh, bismillah kuharus bisa.
Pemateri pertemuan
ke-19 taggal 23 Agustus 2021 ini sangat terkenal dengan bukunya Man Jadda
Wajada, beliau adalah Bapak Akbar Zainudin, Pria kelahiran Banyumas 48 tahun
lalu ini adalah seorang trainer dan motivator nasional sekaligus penulis
spektakuler. Alumni podok esantren Gontor ini tak berhenti menimba ilmu hingga
saai ini beliau masih berjuang menyelesaikan S3 nya unuk mendapatkan gelar
Doctor Manajemen SDM di Universitas Negeri Jakarta. Beliau didampingi moderator
ayng sudah sangat tidak asing bagi kami peserta pelatihan ini bagi ku beliau
ini adalah Ibunya para menulis disini, ya beliau adalah Ibu Kanjeng (Sri Sugiastuti).
“Menaklukan ribuan
orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri
itulah yang disebut penakluk gemilang.”-Ibu Kanjeng-
Di awal perjumapaan ini
sebagai pembuka Pak Akbar memperkelakan sebuah buku karangannya uang ber judul
UKTUB, yang berisi panduan menulis dalam 180 hari, beliau menyarankan agar para
peserta mempunayi buku ini dikarenakan ada 150 an alamat penerbit yang bisa
dikirimi naskah anggota IKAPI. Dari sini saja saya sudah dapat melihat teknik
pomosi yang beliau lakukan dengan mengajak membeli bukunya secara halus tanpa
disadari oleh peserta pelatihan.
Sebelum masuk
kestrategi pemasaran buku beliau menekankan bahwa sebelum memulai menulis kita
haru sudah menargerkan siapa audiaen atau pembaca buku kita apakah anak-anak,
remaja, atau pun orang tua, harus ada kalsifikasi yang jelas karena semua itu
ada perbedaanya.
Ada empat strategi
pemasaran buku yang akan di kupas satu persatu:
1.
Produck (Strategi Produk): menurut Pak
Akbar strategi produk ini sebenarnya lebih banyak menjadi tangggung jawab
peberbit. Tanggung jawab kita sebagai penulis ditekankan pada memberikan
masukan kepada penerbit targat pembaca kita serta apa yang dibutuhkan audien
dari buku kita. Jadi konsep buku ini
berdasarkan kebutuhan dan target dari audiens.
2.
Price (Strategi harga): sekali lagi
beliau menjelaskan bahwa yang menentukan harga buku juga menjadi tanggung jawab
penerbit. Ada dua strategi untuk mentukan harga buku yaitu Pertama : harga buku
secara umum, dan Kedua: buku dijual dengan harga premium (lebih mahal
dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai
nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover,
ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain).
3.
Strategi Distribusi : Pak Akbar
menjelaskan distribusi secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu distribusi
tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah
melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku
lokal.
Sedangkan
distribusi non tradisional, di antaranya adalah:
1.
Melalui MLM (Multilevel Marketing)
2.
Melalui Penjualan Langsung
3.
Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
4.
Strategi Promosi : panjang sekali
penjelasan Pak akbar tentang strategi promosi, pak akbar menjelaskan bahwa program
promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Lalu Beliau memberikan beberapa
program promosi yang bisa dilakukan yaitu:
Pertama:
Launching buku merupakan program untuk meluncurkan buku baru. Dapat dilakuan di mana saja
boleh siaula, masjid, lembaga pendidikan, hotel dan sebagainya. Siapa
pula yang harus mengadakannya dan membiayainya ? yang harus melakukan promosi
launcing buku boleh jadi penerbit dan juga penulis. Yang terbaik adalah kita
perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu
menyelenggarakan program launching buku.
Kedua
:
Bedah Buku. Bedah buku merupakan acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah
buku ini dapat dilaksanakan secara online maupun offline. Offline (bertatap
muka langsung) maksudnya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai
lembaga (Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan
sebagainya). Dapat dilakukan di semua tempat dalam situasi yang memungkinkan,
kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus
menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital, bedah buku secara online lebih
bermanfaat. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita di
FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. Bukan berapa orang yang hadir yang
penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. Mudah-mudahan semua
ituInsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.
Ketiga:
Membuat seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya
bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar
dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini,
pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan
buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali.
Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa
offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat:
Membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita
sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita
tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas
guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice
Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas
bahasa.
Kelima:
Membuat jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku
kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen
komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih
20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah
bagi mereka untuk menjual.
Keenam:
Gunakan marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak,
Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi
dan distribusi kita. Yang penting
keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi
kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh:
Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan
sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang
buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga
orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Sebagai penutup materi
kuliah malam tanggal 23 agustus 2021 Pak Akbar memberikan catatan penutup yang
intinya sebagia penulis kita harus memiliki beberapa keterampilan yang membantu
proses penjualan buku seperti keterampilan berbicara yang baik di depan umum,
keterampilan membuat kata-kata yang menarik untuk promoso dan penjualan, dan
yang terakhir adalah kemapuan memanfaatkan teknologi informasi, karena kita sedang
hidup pada era ini maka jikalau kita mampu memanfaatkan semuanyanya hidup akan
lebih mudah dan baik.
Strategi pemasaran yang
bukan hanya bisa beliau sampaikan namun sudah beliau terapkan pada kehidupanya.
Ya sebaik baik orang adalah orang yang menyampaikan ilmu dan telah menerapkannya,
jadi bukan omong kosong belaka, serta hanya jadi sekedar perintah tanpa sadar
bahwa diri sendiri tidak/belum melaksanakannya.
Waktu terus bergulir
tanpa terasa dari tadi pagi hingga malam ini, banyak sekali tragedi yang dapat
diceritakan namun bukan disini, menatap monitor dalam sepi mengayunkan jemari
seolah membuat sebait puisi yang tertumpah dari hati, ada emosi disini, ada sesuatu
yang rasanya kurang dari dalam diri,
entah itu merasa belum siap atau tak mapu menerapkan ilmu pemasaran tingkat tinggi
yang diperoleh, jadi disini hanya berbagi saja karena belum bisa menerpakan
sebagai aplikasi nyata di kehidupan sebenarnya.
Semangat terus temann..one more !
BalasHapusOke siap
BalasHapus