“I Hate Monday”
Sebuah kalimat dalam bahasa asing yang terlanjur akrab di
telinga kita, kata hate bermakna rasa tidak suka atau benci, monday bearti hari
senin atau isnin atau hari ke-dua dalam kalender. Lalu mengapa seseorang dapat
dengan gampang berkata aku benci hari senin?
Walaupun ini adalah hari ke-dua dalam kalender namun
senin adalah waktu memulai kegiatan setelah menikmati liburan, mungkin utuk
menggerakkan mesin yang diam selama dua hari perlu sedikit pemanasan, akan
tetapi tidak bisa dihari senin, tumpukan pekerjaan sudah menanti, rutinitas kelas pun menunggu dikunjungi
dan dikoreksi lagi, siswa-siswi pun menanti di ujung gawai, materi pembelajaran
pembuka hari.
I hate Monday, senin harus perfect, ini adalah garis
strat pemicu adrenalin, agar hari berikutnya pun dapat melakukan hal yang
minimal sama dengan hari ini. Dari pagi berjibaku dengan waktu meskipun work
from home, masuk kelas pun start 7.00 sesuai jadwal mengajar, diselingi
membimbing tiga bocah yang juga belajar daring di rumah plus pekerjaan utama
sebagai ibu dan istri berkulat di dapur menyiakan hidangan pengganjal perut.
Sesekali melirik wa sembari menyeka keringat tuk melihat
perkembangan informasi dari sekolah dan sana-sini, tepat pukul 10.27 pagi Om Jay
mempost kegiatan untuk malam ini, o la la bertambah jam tayang kita hari ini,
ada pulak agenda yang hapir saja lupa dari ingatan, aghhh monday aku benci kau
(benar-benar cinta) J.
Selepas maghrib pun tiba, masih berjalan sesuai agenda
kegiatan rutinitas keluarga, dua gawai tak ditangan, masing masing anak
mengambil alih buat menghafal, sang kakak merengek minta di muroja hafalan
hadistnya, si bontot tak ketinggalan seru dengan lantang meminta perhatian
dengan malantukan hafalan surah an-nazi’atnya, abang dengan santai membaca
do’a-do’a. Ehemmm hampir masuk waktu isya, ku rengguh Hp, membuka grup wa
Alhamdulillah ternyata belum mulai juga kelas malam ini molor dari waktunya
sekipuun tidak lama.
Assalamu’alaukum sebagai kata pembuka menyapa bapak ibu
guru hebat stanah air dari Ibu Aam Nurhasanah selaku moderator tepat pukul 19.18,
beliau pun memperkenalkan Narasumber yang beliau pangil “besan” ini bernama
Bapak Sudomo,S.Pt. seorang alumni gelombang 16 yang sukses menulis resum dengan
gaya cerpen atau fiksi.
Kalau Bu Aam berkata di Lebak Banten hujan sedang
lebatpada pukul 19.22 wib, maka sampai
juga hujan itu kepulau kecil di utara banten tepatnya di pangkapinang pada
pukul 21.16 wib, dengan di iringi rinai hujan resum ke 13 bertema “ KIAT
MENULIS CERITA FIKSI” setengah jadi.
Pak Momo Dm lahir di Sukoharjo 1975, seorang guru IPA SMP di Lombok yang pandai bercerita, tentulah senang menjadi murid-muridnya. Lulus dari Undip
dan menetap di kota Mataram NTB. Teringat akan kota Mataram besyukur pernah
singgah ke sana tahun 2014 saat ada moment olimpiade saint dan saint terapan,
kala itu sebagai pendamping siswa, kota yang ramah dan pantai yang indah, kenangan yang tak dilupakan begitu saja.
Menulis cerita fiksi merupakan perjalanan yang panjang
sekali rentetanya diceritakan Pak Momo DM, beliau mengawali karir menulisnya
dari lomba ke-lomba sejak tahun 2007 sampai sekarang Menerima tantangan proyek
menulis di lakoni, hingga mengisi kelas menulis di berbagai tempat. Dari tahun
2009 sudah memiliki blog dan menulis di sana sampai saat ini beliau memiliki
beberapa blog, untuk memperluas pergaulan beliau mengikuti beberapa komunitas
menulis, beliau pun menerbitkan berbagai buku sebagai bukti fisik karya
pengembangan profesi.
Ini baru pembukaan belum sampai ke materi ini, membaca sampel
resume dan penuturan Pak Momo DM, nanpaknya seru sekali kalau bisa membuat resum
yang beda dari biasanya salah satunya dengan mengunakan teknik gaya fiksi yang
beliau lakukan.
Otak kecil ku mulai mecerna kata-katnya dari sudut pandang yang bewarna, akan tetapi sekarang saatnya membedah Pdf untuk meyelami maknanya. Ada lima point di dalamnya
yang akan dibahas satu-satu:
1. Mengapa
Belajar Menulsi Certia Fiksi?
2. Apa
saja Syarat Bisa Menulis Cerita Fiksi?
3. Apa
saja Bentuk Cerita Fiksi?
4. Apa
saja Unsur-Unsur Pembangun Cerita Fiksi?
5. Bagaimana
Kiat Menulis Cerita Fiksi?
Point 1. Mengapa?
Jawabannya Karena..., ya... beliau menjelaskan hal ini dikarenakan Asesmen Kompetensi Minimum bagian
Literasai berisi Teks Fiksi, sebagai
seorang guru tentunya ini menjadi materi wajib untuk diketahui. Lalu karena
menulis fiksi adalah jalan untuk eksplorasi kemampuan menulis dengan intinya
pengembangan diri dalam berkarya jangan sampai menjadi monoton, juga
berfungsi sebagai obat untuk
menyembuhkan dan menyembunyikan diri, terakhir karena bisa menjadi passion
dalam bidang kepenulisan.
Point 2. Syarat-syaratnya?
Jawabanya Adalah..., beliau memaparkan syarat-syarat untuk bisa menjasi penulis
fiksi adalah komitmen dan niat, tanpa komitmen dan niat apapun tidak akan jadi
so bulatkan tekad dan niatkan untuk menulis. Syarat yang lain adalah kemapuan
melakukan riset, perlunya melakukan riset mulai dari perbanyak membaca
mempelajari kamus bahasa melakuakan perbandingan-perbandingan berbagai tulisan,
tepat dan waktu kejadian hingga yang paling pokok mengenali dasar-dasar menulis
cerita fiksi.
Point 3. Bentuk seperti
apa sih? Banyak macam tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisn fiksi
seperti yang beliau gambarkan yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf,
cerpen, novelet, novela, novel. Dari sekian banyak bentuk fiksi yang beliau
paparkan hampir tidak ada yang dapat saya kenali bentuknya seperti apa mungkin
karena saya kurang referensi, kecuali carpen dan novel kuhususnya Laskar
Pelangi. J
Point 4. Unsur-unsur? Untuk
unsur-unsur pembentuk cerita beliau menggambarkan dalam bentuk diagram
Point 5. How Kiat-Kiatnya? Sebagai tips agar dapat menulis fiksi beliau menggambarkan mulai dari niat untuk menulis dan menyelesaikannya, memBaca banyak karya orang lain salah satu upaya untuk memper oleh gambaran dan ide, tangkap Ide denga segera mencatatnya karena jika tidak cepat imajinasi berupa ide itu akan cepat sekali lenyap, buat kerangka sesuai unsur, tentukan tema dan seterunya hingga memperoleh sudutpandang yang baik jadilah Outline, mulailah Menulis dan jangan lupa mengedit Swasunting.
Yap selesai J
ternyata panjang sekali mengupas isi pdfnya satu persatu.
Ada pertanyaan menarik dari Bu Besan terhadap Besannya
yaitu tentang bagaimana mengasah teknik show don’t tell (menunjukkan tapi
tidak memberi tahu)? Besan pun menjelaskan bahwa untuk itu perlu memahami teknik
tersebut terlebih dahulu, mulailah berlatih dengan kata sifat, lalu membangun
suasana tokoh tanpa menyebutkan suasana aslinya.
Malam semakin larut Monday pun hampir berganti Tuesday,
anak-anak pun telah lena di peraduan, nafas mereka telah teratur, rasanya punggung
ini semakin berat menati bertemu kasur, sebenatar lagi sebatar saja tinggal
dicopy dan di share semua usai sudah.
Pangakalpinag,
derliana
masyaallah...cikgu sperti sdg bercerita denganku.tau2 slsai bacanya..hehe..lanjut wednesday..!
BalasHapusTerimakasih sahabatku
HapusWow.. keren ilustrasinya. Mantap. Terus semangat. Sukses menunggu di depan sana. Sunday - Monday okay...
BalasHapusYap 💪 semangat ibu guru
HapusMantab
BalasHapusTerimakasih
Hapus