"Sunyi”
Buat apa
bersembunyi,
Tak ada suara
di sini yang berbunyi,
Melamun sendiri dalam
sepi impianku sunyi.
Resum 12
MENJADI PENULIS
BUKU MAYOR
Bagai mimpi di siang bolong, terasa aneh dan tambah aneh
semakin kesini semakin pelik keanehan yang dirasakan, menulis dan terus menulis
setiap ide yang ada di pikiran, menulis setiap hari kata OmJay, telah
kurasakan perbedaannya.
Malam sabtu yang dingin tanggal 6 Agustus 2021, tak
tampak bintang karena awan tebal, resah hati mengikuti kuliah malam ini karena
koneksi hp yang lemah, ditambah WA error jadilah mengikuti sekenanya, dan
seadanya.
Acara di buka moderator hebat yang akrab di sapa Mr. Bams
dengan salam dan berdo’a bersama. Beliau pun memperkenalkan Narasumber yang
merupakan salah Dewan direksi Penerbit Andi Yogyakarta, akrab di sapa Om Joko
memiliki nama asli Joko Irawan Mumpuni.
Om Joko ini adalah sosok sederhana yang punya mimpi ingin
menjadi orang terkenal dan beliau menemukan caranya dengan menjadi seorang
penulis, mulai dari bersahabat dengan penulis mapan, membantu penyempurnaan
tulisan penulis tersebut, sampai memiliki karya sendiri, dan akhirnya karir pun
berjalan searah beliau pun menggandeng penulis pemula untuk berkolaborasi.
Sebelum mendalami materi tentang menjadi penulis buku
mayor, Om Joko membedah kembali apa itu penerbit mayor dan minor, menurut Om Joko
apapun perbedaan antara penulis mayor dan minor itu bermuara pada satu
kesimpulan yang pasti yaitu jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor leboh
banyak dari penerbit minor. Dan mengapa banyak penulis merasa lebih bangga jika
karyanya diterbitkan ole penerbit mayor??? Selain naskah karyanya dikelola
lebih profesional, yang penting jaringan pemasarannya yang lebih luas, jelas Om
Joko.
Naskah seperti apa yang diterima oleh penerbit mayor
khusunya penerbit Andi adalah semua naskah buku yang bisa laris di jual. Lalu seperti
apa naskah buku yang laris di jual? Yaitu naskah yang memiliki tema yang lagi
ngetren, selain tema yang tepat reputasi penulis pun jadi pertimbangan.
Mas Joko menjelaskan
bahwa penerbit adalah lembaga profi table yang mencari keuntungan untuk bertahan
hidup dan berkembang, sehingga penerbit boleh dikatakan sebagai industri,
naskah yang masuk dianggap sebagai bahan baku output, jadi jika bahan baku bagus
maka produk yang dihasilkan pun akan bagus. Disini juga dipertimbangkan oplah
atau jumlah cetak, seandainya suatu buku di nilai memiliki market lebar dan life cycel panjang (relevan dimasa
depan) maka oplahnya pun akan tinggi
Ada beberapa sumber ide dan gagasan dalam menulis berdasarkan paparan Om Joko yaitu:
1. Mendengar
(listen): berinteraksi sosial memberikan kesempatan kepada kita untuk
memperoleh topik-topik yang booming dimasyarakat, yang dapat jadi ide untuk
membuat sebuah tulisan.
2. Melihat
(look) : secara kebetulan berada di suatu tempat dan melihat suatu peristiwa yang
menggugah hati nurani dan rasa peduli juga dapat menjadi ide membuat karya.
3. Mencium
(smell): masuk keruang pertemuan langsung terciumnya bau wangi menyenangkan, juga
dapat menjadi ide tulisan.
4. Mengecap
(taste): saat mengecap suatu masakan berasa enak langsung kehati pun boleh
menjadi ide sebuah karya tulis.
Pada intinya di manapun
dan kapan pun optimalkan seluruh panca indra singkron kan dengan pikiran maka akan
menjadi ide dari tulisan yang dapat menyentuh hati dan rasa setiap pembaca.
Karena begitu berat seleksi dan ketatnya persaingan antar
penulis pemula agar bukunya dapat diterbitkan oleh penerbi mayor, maka Om Joko
menyarankan agar menulis buku dengan tema-tema yang sedang ngetren, gandeng lah
penulis yang sudah punya reputasi, karena semua berasal dari mimpi maka
kejarlah mimpi itu tulislah troboslah penerbit mayor dengan setidaknya lima
judul buku anda yang best selera, bila itu terjadi andalah yang akan dikejar penerbit
mayor agar mau menerbitkan naskah melalui penerbitnya.
Khusus untu resume ke-dua belas ini ada amanah dari Om
Joko dalam Slide nya
Tulis
dan Sampaikan...
Ø “...orang yang berani menulis
adalah mereka yang berani bermimpi. Dan yang bersedia membagi mimpinya kepada
orang lain adalah mereka yang siap mewujudkan mimpinya tersebut...”
Ø “...semakin kita sering menulis,
maka akan semakin lekat lah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan
pengetahuan yang kita miliki sampaikanlah kepada orang lain...”
“Mimpi”
Sebuah energi
dalam diri merayap sukar berhenti,
Kutuliskan rata
meskipun tanpa garis tepi,
Merenungkan semua
yang terjadi,
Saat terjaga ku
bermimpi.
Kace Timur, 7 Agustus 21
Derliana,S.S
terim kasih sdh mengerjakan tugas resumenya dengan baik
BalasHapusTerimakasih Omjay, telah sudi mapir ke sini
BalasHapusKeren. Tancap gas full.
BalasHapus